Etika dan Integritas Jadi Kunci Bisnis Global: Akademisi Soroti Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Moralitas Korporas

11 November 2025

Jakarta, 11 November 2025 – Para ilmuwan sepanjang sejarah mendokumentasikan pentingnya etika dan integritas sebagai simpanan ekonomi global dalam Seminar Internasional “Etika Bisnis dan Tantangan Globalisasi dalam Perspektif Pendidikan dan Kebudayaan” yang diselenggarakan oleh Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta.
Acara yang digelar secara bold pada Selasa, (11/11) oleh Fakultas Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis (FSEB) ini menghadirkan keynote speaker Prof. Khoirul Rosyadi, SS, M.Si., Ph.D, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, dan dua pembicara utama: Prof. Sudaryanto, Guru Besar Ekonomi Internasional dari Universitas Koperasi Moskow, Rusia, serta Assoc. Prof.Dr.Pandoyo, pakar manajemen dan etika bisnis dari UIC Jakarta.

Ketiganya menekankan meningkatnya kompleksitas moral di era globalisasi dan digitalisasi yang menuntut perusahaan untuk tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga menjaga kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
Dalam keynote speaker-nya, Prof. Khoirul Rosyadi menekankan bahwa pendidikan dan budaya memainkan peran strategis dalam membentuk etika global dan kepemimpinan yang bertanggung jawab. “Kekuatan kompetitif suatu negara dalam perekonomian global tidak lagi ditentukan semata-mata oleh teknologi atau modal,” katanya,
“tetapi oleh kualitas moral dan integritas budaya rakyatnya. Masa depan bisnis global akan dimiliki oleh para pemimpin yang dapat menggabungkan kecerdasan dengan hati nurani, dan keuntungan dengan tujuan,” lanjutnya.
Sementara Prof. Sudaryanto, Guru Besar Ekonomi Internasional, Institut Koperasi Moskow Rusia menekankan bahwa etika universal dalam hal ini kemanusiaan, keadilan, dan keserbagunaan, harus menjadi dasar bagi setiap kebijakan bisnis global.
“Dalam masyarakat modern yang kian terdigitalisasi, nilai-nilai kemanusiaan tidak sampai tergerus oleh logika efisiensi ekonomi,” tegasnya.
Ia juga menyoroti tantangan baru di era global, termasuk praktik lintas bisnis negara, media digital, dan perubahan budaya yang cepat.
Menurutnya, perusahaan yang gagal menjaga integritas tidak hanya kehilangan kepercayaan publik, tetapi juga menghadapi risiko reputasi dan hukum di tingkat internasional.
Dalam paparannya, Assoc. Prof. Dr. Pandoyo menyoroti pentingnya Good Corporate Governance (GCG) sebagai landasan integritas korporasi.
Ia menjelaskan lima prinsip utama GCG, yakni transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan (TARIF). Prinsip ini menurutnya menjadi “pilar etika” bagi dunia usaha modern.
“Integritas bukan slogan, tapi sistem nilai yang harus menjiwai setiap keputusan bisnis,” kata Pandoyo.


Whatsapp