Universitas Ibnu Chaldun yang terletak dijalan Pemuda I Kav 97 Rawamangun Jakarta Timur merupakan perguruan tinggi Islam yang berdiri tahun 1956. Dan berada di bawah naungan Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC). Dari masa kemasa Universitas Ibnu Chaldun telah banyak memiliki pimpinan yang dimulai dari Bapak Parada Harahap
yang merupakan wartawan senior yang dijuluki King of The Java Press, pendiri LKBN ANTARA dan juga pendiri Akademik Wartawan pada tahun 1951, sebuah pendidikan tinggi yang didirikan olehnya sebagai bentuk pengabdiannya yang sangat mendalam untuk meningkatkan bangsanya melalui pendidikan.
Akademi Wartawan kemudian berubah nama menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kewartawanan dan Politik disingkat (PTIKP) yang didirkan oleh Parada Harahap bersama Jajasan Ibnu Chaldun pada tanggal 11 Juni 1956. Berdirinya PTIKP sekaligus menetapkan Parada Harahap sebagai Rektor. Kemudian pada 11 Mei 1959 Parada Harahap meninggal dunia, karena kepergiannya maka PTIKP kehilangan pemimpinnya. Namun, ditengah kondisi berkabung Jajasan Ibnu Chaldun terus menjalankan fungsinya sebagai badan penyelenggara PTIKP. Pada tahun 1959 PTIKP dirubah namanya menjadi Universitas Ibnu Chaldun.
Setelah itu Dr. Ali Akbar yang Lahir di Bukittinggi, Sumbar pada 12 Agustus 1915, beliau merupakan tokoh pendiri Jajasan Ibnu Chaldun bersama Tuan H. Zainal Abidin Achmad dan Ali Imran Kadir. Dr. Ali Akbar adalah seorang pengajar, dokter dan ulama Indonesia, beliau menjadi Rektor setelah PTIKP merubah nama menjadi Universitas Ibnu Chaldun pada tahun 1961. Selain Rektor beliau juga sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ibnu Chaldun. Dikepemimpinannya PTIKP yang baru saja berkembang menjadi sebuah Universitas mengalami banyak peningkatan, salah satunya adalah Universitas Ibnu Chaldun memperoleh status Terdaftar dari Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan. Kemudian pada tahun 1967 beliau mendirikan Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) dan mengundurkan diri sebagai Rektor dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ibnu Chaldun.
Kemudian kepemimpinan Rektor Ke-3 dilanjutkan oleh Prof. Muhammad Nasrun, SH yang Lahir di Lubuk Sikaping, Sumatra Barat, 29 Oktober 1907. Prof. Muhammad Nasrun, SH yang diangkat oleh Jajasan Ibnu Chaldun menggantikan Dr. Ali Akabr yang mengundurkan diri. Selain itu Beliau menjabat Rektor UIC sejak 1968 sampai dengan 1969, dan Prof. Nasrun juga merupakan seorang birokrat dan cendekiawan pelopor kajian filsafat Indonesia. Ia pernah menjadi Residen Sumatra Barat dan Gubernur Sumatra Tengah serta Guru Besar Filsafat di Universitas Indonesia. Ia juga sempat diangkat sebagai Menteri Kehakiman pada Kabinet Sukiman-Suwirjo.
Pucuk kepemimpinan Rektor Ke-4 dipimpin oleh Prof. Dr. Bahder Djohan yang Lahir di Padang, Sumatera Barat pada 30 Juli 1902. Beliau adalah Rektor Universitas Indonesia tahun 1954-1958 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1950-1951 dan 1952-1953. Menjadi Rektor Universitas Ibnu Chaldun yang ke-4 yang ditetapkan oleh Jajasan Ibnu Chaldun pada tahun 1969. Dikepemimpinan beliau Universitas Ibnu Chaldun melakukan peningkatan penyelenggaraan pendidikan yang terus mengarah kepada pelayanan dan mutu pendidikan yang terbaik.
Lalu, pada tahun 1977 beliau bersama Drs. H. M. Zidni Nuri dan Drs. H. Amura mendirikan Yayasan Pembina Universitas Ibnu Chaldun (YPUIC) sebagai badan penyelenggara baru Universitas Ibnu Chaldun. (YPUIC) didirikan menggantikan Jajasan Ibnu Chaldun.
Sedangkan pada Rektor ke lima dipimpin oleh Prof. Drs. H. Amura, beliau merupakan tokoh yang ikut mendirikan PTIKP pada tahun 1956, pada saat itu beliau sebagai ketua panitia upacara peresmian PTIKP pada tanggal 11 Juni 1956 di Gedung Pemuda Jl. Medan Merdeka Utara No. 14 Jakarta. Pada awal pendirian PTIKP beliau masuk sebagai anggota Jajasan Ibnu Chaldun yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keberlangsungan Jajasan Ibnu Chaldun dan Universitas Ibnu Chaldun. Sehingga dengan tekad dan semangatnya itu beliau sebagai salah satu tokoh berdirinya YPUIC sebagai badan penyelenggara pengganti Jajasan Ibnu Chaldun.
Prof. Drs. H. Amura ditetapkan sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun menggantikan Prof. Dr. Bahder Djohan yang meninggal dunia pada tanggal 8 Maret 1981 di RS. Ciptomangunkusumo dan sebelum wafat Prof. Dr. Bahder Djohan menugaskan Prof. Drs. H. Amura menjadi Pejabat Sementara Rektor UIC. Berdasarkan surat tugas tersebut dan hasil keputusan Yayasan, maka Prof. Drs. H. Amura diresmikan sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun tanggal 4 September 1981 melalui surat keputusan Yayasan Pembina Universitas Ibnu Chaldun No. 004/SK/YPUIC/81.
Kiprah beliau sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun berjalan cukup lama yakni hingga 3 (tiga) periode secara berturut-turut mulai dari tahun 1981 sampai dengan 1997. Kemudian pada tahun 1999 beliau bersama Prof. Drs. H. Amura bersama Drs. H. M. Zidni Nuri melaukan perubahan nama YPUIC menjadi YPPIC. Dalam proses tersebut dimasukkan dewan pendiri YPPIC Jakarta, yakni Prof. Muhsin Sulaiman, SH dan Drs. M. Taher Djamil.
Perubahan nama YPUIC menjadi YPPIC Jakarta bertujuan agar Yayasan tidak hanya mengelola pendidikan formal yakni Universitas Ibnu Chaldun tetapi bisa membangun dan mengelola pendidikan formal pada pendidikan tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat atas. Selain itu juga dimaksudkan agar YPPIC Jakarta bisa membangun dan mengelola pendidikan non formal berupa kursus atau pelatihan. Membangun dan mengelola penerbitan surat kabar, majalah dan media elektronik.
Selain sebagai Rektor beliau juga menjadi Ketua Umum YPUIC dan juga sebagai tokoh pendiri YPPIC sekaligus menjadi ketua umumnya.
Kemudian setelah Prof. Drs. H. Amura selesai menjabat sebagai Rektor digantikan oleh Prof. Dr. Djohan Makmur sebagai Rektor yang ke- 6, beliau menjabat sebagai Rektor sebelum menjadi Rektor, kiprah beliau di UIC adalah dosen senior dan juga Dekan Fakultas Sosial Politik Universitas Ibnu Chaldun.
Dan Rektor ke-7 UIC dijabat oleh Prof. H. Muhsin Sulaeman, SH Beliau adalah salah satu pendiri dari Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC). Kiprahnya di Universitas Ibnu Chaldun di awali menjadi sekretaris Rektorat di era tahun 1970 an. Kemudian beliau menjadi pengurus yayasan, pejabat di fakultas, pembatu rektor hingga menjadi Rektor Universitas Ibnu Chaldun. Prof. H. Muhsin Sulaeman, SH memiliki kepribadian yang bersahaja, murah senyum dan penyabar.
Perjalanan kepemipinan Rektor Universitas Ibnu Chaldun terus berlanjut pada Bapak Syarifin Maloko, SH, M.Si yang menjadi Rektor Ke-8 yang mengawali karir di Universitas Ibnu Chaldun sebagai dosen kemudian menjadi pimpinan di fakultas hukum. Kepribadiannya dikenal dgn sikapnya yg bijaksana, tegas dan bertanggung jawab. Sejarah mencatat bahwa beliau tokoh pembela umat dan masyarakat waktu terjadinya persitiwa tanjung priok. Beliau ditetapkan sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun setelah Prof. H. Mushsin Sulaeman, SH. Kepemimpinannya sebagai Rektor tidak berjalan lama.
Dikarenakan kepemimpinan di Universitas Ibnu Chaldun tetap harus berjalan maka Drs. Hamid Suchas, MM menjadi Rektor yang Ke-9. Karir di Universitas Ibnu Chaldun di awali menjadi dosen, kemudian beliau aktif membantu yayasan dalam mengelola Universitas Ibnu Chaldun. Kemudian beliau diangkat menjadi Rektor Universitas Ibnu Chaldun.
Selain itu Dr. Ir. Agus Haryadi yang merupakan Rektor ke-10 yang menjabat sekitar tahun 2007 sampai dengan 2009. yang kemudian pimpinan Rektor berlanjut pada Pelaksana Jabatan Sementara (Pjs) Bapak H. Anas Yanun, SH merupakan Pelaksana jabatan Sementara Rektor ke-11 Beliau merupakan dosen senior di Fakultas Hukum, memiliki jabatan akademik Lektor Kepala. Karena pengalamannya juga sebagai pimpinan di fakultas dan kepribadiannya yg dihormati maka dipercaya untuk menjadi Pejabat Rektor Sementara (Pjs).
Ditugaskan oleh YPPIC untuk menggatikan Dr. Ir. Agus Haryadi yang diberhentikan oleh YPPIC. Kemudian juga ditugaskan untuk menjaring dan melakukan pemilihan Rektor baru Universitas Ibnu Chaldun.
Setelah terpilihnay retor definitive maka pimpinan Universitas Ibnu Chaldun dipimpin oleh Prof. Dr. H. Qomari Anwar, MA sebagai Rektor ke-12, beliau merupakan sosok seorang mubaliq dan akademsi yang memiliki kepribadian murah senyum, baik hati, bersahaja, terpandang, jujur, berintegritas dan bertanggung jawab. Selain itu, beliau juga memiliki pengalaman di bidang perguruan tinggi yang sudah tidak diragukan lagi.
Pernah menjabat sbg Rektor Universitas. Muhammadiyyah Prof. Hamka dan juga sebagai Asesor BAN-PT, yang lahir di Ngawi, 17 November 1952. Beliau menjadi Rektor Universitas Ibnu Chaldun di tahun 2010, dikepemimpinan beliau menjadi Rektor UIC banyak melakukan pembenahan pengelolaan tridharma perguruan tinggu yang berkualitas. Namun, dalam perjalanan memimpin UIC beliau wafat pada tahun 2013 karena sakit.
Setelah wafatnya Prof. Dr. H. Qomari Anwar, MA sebagai Rektor UIC ke-12 maka digantikan oleh Pelaksana Tugas (PLT) Ibu Dr. Hartini Salama, MM sebagai pelaksana tugas Rektor ke-13, beliau merupakan alumni dan juga dosen senior Universitas Ibnu Chaldun. Ibu Dr. Hartini Salama, MM pernah menjabat sebagai Pembatu Rektor III, II, dan I. Kemudian karena pengalamannya menjadi pemimpin UIC, beliau ditugaskan oleh YPPIC menjadi Pelaksana Rektor menggantikan Prof. Dr. Qomari Anwar, MA yang wafat,
untuk mengisi kekosongan kepemimpinan dan mempersiapkan untuk menjaring dan pemilihan Rektor Universitas Ibnu Chaldun.
Letjend TNI (Purn) Prof. Dr. Syarifuddin Tippe, M.Si, merupakan Rektor ke-14 beliau terpilih sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun diforum pemilihan Rektor pada tahun 2013.
Letjend TNI (Purn) Prof. Dr. Syarifuddin Tippe, M.Si, mejadi Rektor pertama UIC dari kalangan militer. Sebelum menjadi Rektor UIC beliau pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Pertahanan Indonesia. Kepribadiannya yang tegas, militan, jujur dan penuh rasa tanggung jawab berhasil membuat citra UIC kembali harum dan dipandang.
Pada kepemimpian Rektor yang ke-15 dipimpin oleh Bapak Drs. Urhen Lukman, MA beliau adalah dosen PNS senior yg memiliki jabatan akademik Lektor Kepala. Menjadi bagian UIC sejak tahun 1980 an dengan mengajar kemudian menjadi pimpinan di Fakultas Ekonomi. Beliau diangkat sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun menggantikan Letjend TNI (Purn) Prof. Dr. Syarifuddin Tippe, M.Si dikarenakan beliau mengundurkan diri.
Sedangkan kepemimpinan Rektor ke-16 dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ibu Dr. Rahmah Marsinah, SH, MH yang merupakan alumni Universitas Ibnu Chaldun dan aktif sebagai pengacara Mengawali karir di Uic dengan menjadi dosen di Fakultas Hukum yg kemudian beliau juga aktif sebagai pimpinan di Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun hingga menjadi Dekan. Kepedulian dan perhatiannya kpd UIC agar menjadi lembaga pendidikan tinggi yang bermutu sangat tinggi. Beliau diangkat sebagai pelaksana tugas (Plt) Rektor Universitas Ibnu Chaldun oleh YPPIC untuk mempersiapkan pemilihan Rektior baru menggantikan Drs. Urhen Lukman, MA
Rektor Universitas Ibnu Chaldun ke-17 saat ini dipimpin oleh Dr. Musni Umar, SH, M.Si, Ph.D
Beliau adalah seorang Sosiolog, tokoh aktivis dan juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI. Mengawali karir di Universitas Ibnu Chaldun dengan menjadi Wakil Rektor I, kemudian beliau mencalonkan diri sebagai calon Rektor UIC dan terpilih sebagai Rektor Universitas Ibnu Chaldun. Dikepemimpinannya beliau melakukan banyak trobosan dengan di awali mengembalikan image Universitas Ibnu Chaldun sebagai perguruan tinggi ternama.
Selain image, beliau juga memperbaiki kualitas Tridharma perguruan tinggi dengan memperpanjang status Akreditasi seluruh program studi yang ada di Universitas Ibnu Chaldun. Kemudian, di era beliau Universitas Ibnu Chaldun menambah program studi baru yakni: 1. Prodi Perbankan Syariah, 2. Prodi Farmasi dan 3. Prodi S2 Hukum. Serta banyak pemimpin negara datang ke kampus Universitas Ibnu Chaldun mulai dari Wakil Presiden Bapak Drs. H. Jusuf Kalla, Bapak Wakil Presiden Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, Gubernur DKI Bapak Anis Baswedan Ph.D, Aggota DPR RI, dan Sejumlah Pejabat Negara Lainya.
Saat ini Pimpinan Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun dipimpin oleh Bapk H. Edy Haryanto, SH.,MH Beliau adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Ibnu Chaldun dan juga merupakan pengusaha muda sukses. Selain sebagai pengusaha beliau juga aktif diberbagai organisasi sosial kemasyarakatan maupun profesional di tingkat Nasional. Serta memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial yang baik, kepribadiannya yang alim, berbudi luhur, berilmu, bersahaja, jujur, dan bertanggung jawab.