RIWAYAT HIDUP PROF. DR. BAHDER DJOHAN

26 December 2022

Prof. Dr. Bahder Djohan Namanya diabadikan sebagai nama aula Universitas Ibnu Chaldun, beliau adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada era Kabinet Natsir dan Wilopo. Selain itu, beliau adalah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ibnu Chaldun dan juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun pada tahun 1968 sampai dengan 1981.

Prof. Dr. Bahder Djohan lahir di Padang, 30 Juli 1902. Menempuh pendidikan di HIS, MULO dan STOVIA, Lulus ujian Indische Arts 12 November 1927.

 

Berikut Pengalaman dan Profil dari Prof. Dr. Bahder Djohan

PENGALAMAN

Des. 1927 – Des.1930                 Ass. Penyakit Dalam pada Prof. de Langen. Memimpin Poliklinik Penyakit anak yang baru dibangun.
Des. 1930 – Sept. 1934 Ass. Penyakit Anak pada Prof. ten Bokkel Huinink.
Sept. 1934 – Jan. 1935  Ass. Penyakit Dalam pada Prof. de Langen.
Jan. 1935 – Febr. 1941 Ass. Penyakit Dalam pada Prof. Siegenbeek van Heukelom
Febr. 1941 – Apr. 1943 Pemimpin Bagian Penyakit Dalam dan Anak di Rumah Sakit “Purusara” Semarang.
Apr. 1943 – Agust. 1945 Ass. Prof. Penyakit Tanah Panas di IKA DAI GAKKU, Jakarta.
Agust. 1945 – Des. 1949 Lektor Penyakit Dalam pada Perguruan Tinggi Republik Indonesia Jakarta.
1949 – 1954  Sebagai Dokter diperbantukan kepada Palang Merah Indonesia.
1952                         Guru Besar Penyakit Tanah Panas, Universitas Indonesia.
1953 – 1954 Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta.
1953 Sebagai Wakil Ketua Delegrasi Indonesia ke Konprensi Atom di Geneva.
1954 – 1957      Ketua Palang Merah Indonesia.
1954 – 1958                 Presiden Universitas Indonesia.
Maret 1958                                           Pensiun dengan hormat. Karena tidak dapat menyetujui kebijaksanaan Pemerintah dalam hal peristiwa PRRI Permesta.

 

GERAKAN PEMUDA

1919 – 1926                                            Anggota pengurus besar Jong SUMATRANEN BOND (JSB) ini menjelma menjadi PEMUDA SUMATRA menjelang terbentuknya INDONESIA MUDA.

 

BIDANG POLITIK

1919 - 1926            Hadir pada pembacaan Proklamasi Kemerdkaan Republik Indonesia di halaman Gedung Proklamasi, Jl. Pegangsaat Timur No. 56, Jakarta.
1945 - 1949  Anggota Komite Nasional Pusat untuk Jakarta, tidak berpartai.
1946

Sebagai anggota perutusan 17 orang yang dikirimkan oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir untuk menjelaskan kepada pendudukan

Sumatra dari Aceh sampai ke Lampung tentang kedudukan Pemerintah Pusat.

1948 - 1949

Anggota Panitia Administrasi dan sosial dari delegasi Republik Indonesia menghadapi Panitia Penawaran Jasa Baik dari

Dewan Keamanan terhadap soal-soal Indonesia.

Sep.1950 - Apr. 1951 Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Moh. Natsir.
Apr. 1952 - Jan 1953  Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Wilopo.

 

BIDANG SOSIAL:

1923 – 1926 Pemimpin Redaksi STOVIA – Almanak.
1929 – 1939                  Sekretraris Pengurus Besar Vereeniging Van Indonesische Geneeskundingen.
1943  Anggota Redaksi BERITA KETABIBAN (di Semarang) sebagai majalah kedokteran buat pertama kali dalma Bahasa Indonesia.
September 1945 Anggota Panita (5 orang) yang ditugaskan Pemerintah untuk membentuk Palang Merah Indonesia.
Pebruari 1946 Bersama dengan anggota Palang Merah Internasional ke seluruh Jawa mengunjungi 55 kamp interniran oang-orang Belanda yang ditawan Jepang, unutuk diserahkan kepada pihak Indonesia.
1947 – 1949  Mewakili Palang Merah Indonesia di daerah yang diduduki kembali Belanda (yaitu di Jakarta, yang pada waktu itu kembali bernama Batavia. Markas Besar PMI waktu itu telah dipindahkan ke Jogyakarta).
1 Oktober 1949 Mendirikan Sekolah lanjutan Tinggi di Jakarta yang kemudian berkembang menjadi Universitas Nasional. Maksud semula ialah unutk mengimbangi Unversiteat Van Indonesia.
Agustus 1950                        Memimpin team PMI yang sedianya akan mengunjungi pulau Ambon, tetapi sesampainya di Makasar dibatalkan, karena orang-orang RIS mengancam akan menembak kapal PMI.
Mei 1954  Memimpin team PMI ke konperensi Osio.
1960 -1965            Memimpin Redaksi Majalah Kedokteran Indonesia (pada awal September 1965 didesak oleh Pemerintah melalui Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, supaya mengundurkan diri).
29 Oktober 1966      Mendapatkan surat penghargaan dari Muktamar Ikatan Dokter Indonesia ke X di Surabaya, tanggal 24 sampai 29 Oktober 1966.
3 Desember 1969    Diminta oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia untuk menjadi ketua Majelis Kehormatan Etika Kedokteran Tingkat Pusat.
17 September 1970 Mendapat penghargaan pada peringatan 25 Tahun berdirinya PMI.

 

BIDANG KEBUDAYAAN

1948 Menghadiri Kongres Kebudayaan di Magelang.
1951 – 1954  Ketua Lembaga Kebudayaan Indonesia, yang kemudian menjadi Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, yang gedungnya (Balai Budaya) sekarang sedang diperluas.
1953 

a)  Anggota Misi Kebudayaan yang dikirimkan pemerintah mengunjungi Muang Thai.

b) Anggota Badan Pertimbangan Kebudayaan dari Kementerian PP & K.

23 Mei 1966 – Mei 1967 Dokter Poliklinik PN Panca Niaga, Jakarta.
Mei 1967 – 1976 Kepala Poliklinik PN Panca Niaga, Jakarta.
22 Juni 1968  Pada hari ulang tahun ke 441 dari kota Jakarta, diberikan penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan oleh pemerintah DKI Jakarta Raya.
1971 Ketua Dewan Penyantun IKIP Jakarta.
1971 -  Sekretariat Yayasan Pembinaan Business Management yang menyelenggarakan Perguruan Tinggi Business Management, Jalan Budi Kemuliaan No. 26 Jakarta.
27 Mei 1972 Pemberian gelar Doctor honoriscausa oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1972 – 1980 Ketua Yayasan Kebudayaan Minangkabau.

1974 -

1980

Anggota Pengurus Yayasan Gedung-gedung Berejarah.

Anggota Dewan Pengawas Yayasan Idayu.

 


Whatsapp