Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Dr. Safiudin, M.Pd dan Syarifah, M.Pd.I mengikuti kegiatan Workshop Penulisan Karya Ilmiah yg diselenggarakan oleh KOPERTAIS Wilayah I di Kampus UIN Jakarta.

16 July 2024

,Jakarta, 16 Juli 2024
.
.
.

Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Dr. Safiudin, M.Pd dan Syarifah, M.Pd.I mengikuti kegiatan Workshop Penulisan Karya Ilmiah yg diselenggarakan oleh KOPERTAIS Wilayah I di Kampus UIN Jakarta.

Kegiatan tersebut diikuti dalam rangka peningkatan karir dosen Universitas Ibnu Chaldun

 Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki makna religius mendalam bagi umat Islam. 

Pertama, pembelahan laut merah, atas mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk menyelamatkan Bani Israil dari penindasan Firaun. Allah membelah laut merah untuk memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya, menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Firaun. 

Kedua, pendaratan bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di Gunung Judi setelah banjir besar. Banjir yang diturunkan Allah SWT air dari langit dan dari permukaan bumi, sehingga menenggelamkan bumi dan isinya.

Termasuk gunung-gunung yang tinggi menjulang, semua dilalap oleh banjir besar, anaknya yang durhaka, tidak mau bergabung dalam kelompok mukmin, memilih bersama orang kafir, ikut tenggelam dalam dahsyatnya banjir, sehingga pada tanggal 10 Muharram ini kapal Nabi Nuh berlabuh di Bukit Judi, terletak di wilayah tenggara Turki, di Provinsi ??rnak, dekat dengan kota Cizre. 

Meskipun penelitian arkeologis mengenai bahtera Nabi Nuh masih terbatas, Gunung Judi tetap memiliki signifikansi religius yang mendalam dalam tradisi Islam.

Ketiga, Allah SWT mengeluarkan Nabi Yunus (AS) dari perut ikan pada hari Asyura setelah berdoa dan bertobat kepada Allah. 

“La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inny kuntu minazzalimin” (Tiada Tuhan yang dapat menolong melainkan Engkau Ya Allah Maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim). 

Nabi Yunus AS yang tengah berada dalam pelayaran, diterpa badai topan dan gelombang laut besar, sehingga kapal harus mengeluarkan sebagian muatan, termasuk juga penumpang, satu diantara undian yang harus dikeluarkan, Nabi Yunus AS. 

Nabi Yunus mengalami beberapa lapis kegelapan, gelap malam, gelap lautan, gelap di dalam perut ikan, tetapi tetap berzikir kepada Allah SWT. Optimisme dengan pertolongan Allah SWT, dan hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan. 

Keempat, Nabi Ibrahim (AS) diselamatkan dari api yang dinyalakan oleh Raja Namrud untuk membakarnya. Nabi Ibrahim dinyatakan menistakan tuhan, mengampak segenap patung-patung yang menjadi sesembahan para kaum pegain. 

Hukumannya dibakar hidup-hidup dengan luapan api yang menyala besar, tetapi mukjizat yang diberikan Allah SWT api yang menjadi kadarullah panas, berobah menjaadi dingin atas perintah Allah untuk menyelamatkan Nabi Ibarahim, ya narr ru kunu bardan salamun Ibrahim (Wahai api dinginlah untuk menyelamatkan Ibrahim). 

Fakta-fakta tersebut merupakan perwujudan nyata terhadap eksistensi Tuhan Allah SWT yang telah menjadikan alam semesta secara makro dan mikro atas kehendak dan keinginannya, tidak bermula dan tidak berakhir, tidak memiliki batasan. 

Harus diakui dan disembah oleh segenap makhluk ciptaan-Nya. Semua makluk ciptaan-Nya bertasbih, berzikir kepada Allah, tetapi karena manusia diberikan kuasa oleh Allah SWT dengan ciptaan yang terbaik diantara makhluk-Nya yang lain, memiliki kecendrungan untuk menutupi terhadap eksistensi kebenaran Ilahi. 

Manusia atas kehendak dan keinginan hawa nafsu suka berbuat maksiat, suka berbuat dzalim, suka berbuat kerusakan terhadap alam ciptaan Tuhan. 

Maka waktunya di tanggal 10 Muharram ini berintrospeksi, relaksasi, mengevaluasi diri atas kelalaian selama ini, sehingga berusaha untuk senantiasa rapat dan akrab bersama ilahi dengan melakukan beberapa kegiatan; 

Pertama melakukan puasa as-syura, sebagai wujud ketundukan, ketaqwaan kepada ilahi rabbi, dan lebih focus berzikir bahwa hanya kepada Allah tempat kembali, tidak ada yang dapat menolong hanya kepada Allah. 

Seperti jeritan Nabi Yunus di dalam perut ikan yang gelap, di dalam laut gelap, di tengah malam gelap, tetapi optimis dan pasrah kepada Allah. 

Siapa yang bisa membela Ibrahim yang dibakar oleh seorang raja dictator yang dipelopori oleh para provocator, sehingga Ibrahim dilempar ke dalam api yang menyala-nyala, tetapi atas kuasa Allah SWT Nabi Ibrahim selamat. 

Keselamatan Ibrahim membuat masyarakat ternganga dan tercengang bahwa Namrud belumlah memiliki kuasa seperti kuasa Allah SWT. 

Demikian juga Nabi Musa AS yang terdesak di tepi laut merah, mayoritas pengikutnya cemas, ketakutan, dan menyalahkan Nabi Musa, tetapi optimisme Nabi Musa terhadap kuasa Allah SWT, sehingga laut terbelah dua, diberikan jalan lurus untuk penyeberangan Musa AS dan pengikutnya serta selamat dari kejaran Fir’aun. 

Kedua, melakukan berbagai kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Melakukan sedekah tersebut melatih diri untuk tidak sombong, tidak pelit, dan memupuk kasih sayang terhadap sesama ciptaan Allah SWT. 

Tidak ada keangkuhan terhadap kepemilikan yang ada pada diri dan keluarga, semua akan diverifikasi, dievaluasi, dan diminta pertanggungjawaban terhadap semua yang ada pada diri, dari mana didapat, kemana diperbuat dan diperuntukkan untuk siapa? 

Jika peruntukannya untuk bos, maka silakan minta pahala kepada bos, tetapi kalau peruntukannya untuk Allah SWT, insya Allah akan diberikan pahala dan ganjaran yang lebih.


Whatsapp